Kunjungan dan penilain dari patner DitPSMK oleh ibu Titis Putri Ambarwati, S.Sos dalam rangka Transformasi Pendidikan di sekolah, pada Hari Rabu tanggal 20 November 2024 merupakan bentuk ditPSMK mengetahui sejauh mana pemanfaatan Kurikulum Merdeka di daerah-daerah. Transformasi pendidikan ini merupakan proses perubahan mendasar dalam sistem pendidikan dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan, menilai sejauh mana relevansi dengan kebutuhan zaman, dan pemerataan akses pendidikan, yang mencakup perubahan dalam kurikulum, metode pembelajaran, peran guru dan siswa, serta pengelolaan sekolah.
Beberapa pertanyaan disampaikan oleh beliau mengenai transformasi atau perubahan yang terjadi di SMK Negeri 2 Pangkalpinang sebagai SMK Pusat Keunggulan, diantaranya mengenai kondisi sekolah mulai dari siswa, sarana prasarana, dukungan dan keikutsertaan masyarakat dalam menciptakan perubahan di sekolah.
Dengan adanya transformasi pendidikan ini dapat; (1) Meningkatkan kualitas lulusan dengan lulusan yang kompeten, kreatif dan siap memasuki dunia kerja, (2) Merelevansikan pendidikan dengan kebutuhan zaman; (3) Memberikan kesempatan belajar yang sama bagi semua siswa; (3) Membangun kemitraan yang baik dan kuat antara sekolah dengan DUDI, dan masih banyak lagi.
Saran masukan dari kepala sekolah adalah:
Kegiatan P5 yang kurang sesuai diterapkan di SMK yang dapat menimbulkan energi dalam pelaksanaannya padahal yang perlu diperhatikan adalah PBL nya yang ada di sekolah yang sebenarnya tidak ada bedanya dengan P5, dan yang lebih cocok di terapkan di SMA.
Miskonsepsi pada penerapan berdeferensiai dalam pembelajaran justru akan menjadi lebih rendah karena terlalu menuruti kemauan anak, anak menjadi lebih santai dan kurang mencapai capaian yang lebih tinggi, jadi P5 di SMK tidak diterapkan di SMK karena sudah diterapkan di SMK dalam bentuk PBL.
Standart minimal tuntutan orang tua yang mengnilai anaknya datang ke sekolah dan pasti naik kelas, jadi harapan sekolah diterapkan kembali sistem tidak naik kelas agar anak terlihat kecapaiannya dengan jelas.
Banyaknya masalah yang timbul dalam pelaksanaan PKL selama 6 bulan karena kurangnya atau tidak adanya waktu lebih untuk siswa melaksanakan ujian praktik kejuruan.